Alasan Pemblokiran Pompa Beton

Secara teoritis, penyumbatan paling mungkin terjadi ketika tiga batu besar bertemu di bagian yang sama, dan bagian tersebut sebagian besar ditempati oleh batu, sehingga area yang dapat mengalir kecil. Umumnya, ukuran partikel maksimum batu dan diameter dalam pipa d: D<1:3 (Catatan: Item ini ditentukan dalam Peraturan, sesuai dengan tinggi pengangkutan dan jenis batu, 1:2,5 hingga 1:5), dan di dalam pompa, kisi persegi panjang diatur pada hopper mesin untuk mencegah batu super-jalur tercampur. Dalam campuran beton dengan rasio beton yang buruk dan beton berkualitas rendah, air akan menembus melalui celah agregat, menyebabkan agregat saling melekat dan menyebabkan pipa tersumbat. Ini sering terjadi di tikungan pipa, pengurangan diameter, dan bagian tengah pipa. Selain itu, ketika rasio air-semen beton terlalu besar, mudah untuk terpisah, menyebabkan mortir terpisah dari agregat dan menyumbat pipa. Ini lebih umum terjadi dalam penyumbatan "segregasi" dari pemompaan horizontal jarak jauh dan di ujung bawah pipa vertikal yang mengarah ke bawah.




Ketika jumlah semen yang digunakan terlalu sedikit dan rasio pasir terlalu rendah, workability beton menjadi buruk, deformasi sulit, resistensi gesekan dalam pipa meningkat, dan pipa mudah tersumbat. Ketika slump beton terlalu rendah (di bawah 80 mm), resistensi pemompaan meningkat secara signifikan, membuat pemompaan tidak mungkin. Ukuran partikel pasir tidak wajar. Ketika kandungan pasir halus yang melewati lubang saringan 0,315mm kecil, bahkan jika spesifikasi teknis lain dari beton memenuhi persyaratan, pipa akan tersumbat. Karena pasir halus ini berperan seperti bola dalam beton, dapat mengurangi gesekan antara dinding pipa dan beton, meningkatkan kemampuan aliran beton, meningkatkan gaya kohesi dan retensi air, serta memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan pompa beton. Oleh karena itu, dalam JGJ/T10-95 "Peraturan Teknis untuk Konstruksi Pemompaan Beton", pasir yang melewati lubang saringan 0,315mm tidak boleh kurang dari 15%.